Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin), yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak
beraturan". Umumnya, untuk mencapai
kekuatan tertentu, semen portland berkolaborasi dengan bahan lain. Jika bertemu
air (minus bahan-bahan lain), misalnya, memunculkan reaksi kimia yang sanggup
mengubah ramuan jadi sekeras batu. Jika ditambah pasir, terciptalah perekat
tembok nan kokoh. Namun untuk membuat pondasi bangunan, campuran tadi biasanya
masih ditambah dengan bongkahan batu atau kerikil, biasa disebut concrete atau beton.
Beton bisa
disebut sebagai mahakarya semen yang tiada duanya di dunia. Nama
asingnya, concrete -
diambil dari gabungan prefiks bahasa Latin com, yang artinya bersama-sama, dan crescere (tumbuh). Maksudnya kira-kira, kekuatan yang
tumbuh karena adanya campuran zat tertentu. Pada zaman sekarang, hampir tidak
ada lagi gedung pencakar langit yang berdiri tanpa bantuan beton.
Meski bahan
bakunya sama, kandungan semen sebenarnya bisa disesuaikan dengan beragam
kebutuhan. Misalnya, jika kadar aluminanya diperbanyak, kolaborasi dengan
bahan bangunan lainnya bisa menghasilkan bahan tahan api. Ini karena sifat
alumina yang tahan terhadap suhu tinggi. Ada juga semen yang cocok buat
mengecor karena campurannya bisa mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat.
Sesuai dengan kebutuhan pemakai, maka para pengusaha
industri semen berusaha untuk memenuhinya dengan berbagai penelitian, sehingga
ditemukan berbagai jenis semen. salah satunya adalam semen Portland. Semen
portland diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu :
1. Tipe I (Ordinary Portland Cement) Semen Portland untuk
penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratn khusus seperti yang
dipersyaratkan pada tipe-tipe lain. Tipe semen ini paling banyak diproduksi dan
banyak dipasaran
2. Tipe II (Moderate sulfat resistance) Semen Portland yang
dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau panas hidrasi
sedang.
3. Tipe III (High Early Strength) Semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap permulaan setelah
pengikatan terjadi.
4. Tipe IV (Low Heat Of Hydration) Semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan semen ini banyak
ditujukan untuk struktur Concrette (beton) yang massive dan dengan volume yang
besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara.
5. Tipe V (Sulfat Resistance Cement) Semen Portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Semen jenis ini
cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya
mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti: air laut, daerah tambang, air
payau, dsb.
No comments:
Post a Comment